Mari menjelajah Probolinggo melalui rasa. Cicipi manis, pedas, asam, dan
asinnya kekayaan kuliner Probolinggo serta kisah di baliknya.
Probolinggo adalah salah satu kota yang memiliki sejuta pesona di
Indonesia, salah satunya adalah Desa Sukapura, yaitu salah satu Desa favorit
untuk di kunjungi para turis asing setelah Bali. Sukapura juga merupakan salah
satu kawasan Agropolitan yang sangat indah karena ditambah dengan adanya gunung
Bromo yang cantik, sehingga banyak para wisatawan yang berkunjung kesini.
WISATA GUNUNG BROMO
Selain Gunung Bromo, tampak sekitar kanan dan kiri selama menuju
perjalanan wisata terdapat hamparan alam yang luas dengan sayur mayur segar dan
sedap dipandang. Rasanya tidak akan bosan jika kita melintas dijalan seperti
ini, disuguhi pemandangan alam yang bagus serta udara masih sejuk.
Tak heran jika Kecamatan sukapura termasuk dalam kawasan
Agropolitan, karena disini mayoritas penduduknya menjadi petani dan
membudidayakannya sejak lama. Banyak beberapa varietas tanaman sayur mayur yang
dibudidayakan, serta ada juga yang menjadi ikon serta produk unggulannya. Salah
satunya adalah tanaman kentang. Kentang merupakan tanman khas yang terdapat di
Kecamatan Sukapura, setiap musimnya petani bisa mencpai masa panen 15 Ton/ Ha.
Hal ini menunjukkan bahwa tanaman ini menjadi tanaman paling favorit. Selain
itu, kentang juga dijadikan produk olahan, yang menjadi kesibukan home industri
didaerah sekitar. Kegiatan ini bisa menambah nilai ekonomis serta mengurangi
pengangguran di Kecamatan Sukapura.
1.
Keripik Kentang
Keripik kentang adalah satu dari produk olahan yang ada di
Kecamatan Sukapura. Dibuat dari komoditas asli Sukapura serta pengolahannya pun
dilakukan secara alami, tanpa menggunakan bahan yang membahayakan untuk para
konsumen yang menkonsumsi.
PROSES PEMBUATAN KERIPIK KENTANG
Pembuatnnya pun cukup
sederhana dan tidak memakan waktu lama, hanya mungkin butuh sedikit
keterampilan dalam memadukan rasa yang nantinya akan menjadi dasar rasa keripik
kentang. Pertama – tama kentang dikupas, dan dicuci hingga benar benar bersih,
jangan lupa kentang yang dibuat keripik merupakan kentang dengan kuwalitas
super, sehingga hasil yang diperoleh benar – benar bagus.
Kentang yang sudah dikupas dan dicuci lalu
langkah selanjutnya diiris tipis – tipis dengan alat. Setelah tahap awal
selesai barulah kentang direbus selama beberapa menit hinga mencapai setengah
matang, saat melakukan perebusan kentang diberi bumbu dasar agar kentang tidak
terasa hambar saat digoreng. Tahap selanjutnya adalah menjemur kentang dengan menggunakan bedeng.
BEDENGAN JEMURAN KERIPIK KENTANG
dipasarkan. Rata –
rata harga keripik kentang ini mempunyai harga yang sangat terjangkau, cukup
dengan Rp 70.000/kg kalian sudah bisa membawa oleh – oleh khas gunung Bromo
ini. Produk ini juga bisa dibeli dipusat oleh – oleh yang berada di sepanjang
jalan menuju wisata Gunung Bromo.
2. Strawbery
Strawbery juga
merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman yang ada di Kecamatan Sukapura.
Tanaman dataran tinggi ini cocok dibudidayakan di Kecamatan Sukapura, khususnya
Desa Jetak yang berada di dekat lereng Gunung Bromo.
KEBUN STAWBERRY
Pada saat ini populasi tanaman strawbery
mencapai 1500 tanaman, hal ini menunjukkan bahwa para petani benar – benar
serius dalam membudidayakannya. Sempat ada kendala pada saat budidaya karena
adanya erupsi dari Gunung Bromo yang membuat sebagian besar tanaman ini rusak
dan mati pada tahun 2010, tapi keadaan tersebut tidak membuat hilang semangat
para kelompok tani strawbery, mereka melakukan peremajaan dengan menanam bibit
baru yang sampai saat ini telah banyak dikenal masyarakat serta para turis
mancanegara yang berwisata ke Gunung Bromo.
Kebanyakan para turis
mampir wisata agro petik strawbery ini, tidak hanya turis manca, warga lokal
pun banyak yang berkunjung ketempat ini untuk melihat secara langsung keindahan
serta bisa merasakan strawbery yang segar dan dipetik sendiri. Hal ini menjadi
kepuasan tersendiri kepada para pengunjung yang datang ke tempat wisata agro
strawberi ini. Perlu diketahui bahwa untuk masuk wisata ini tidak dikenakan
biaya atau bisa dibilang grtais, tetapi jika ingin menikmati buahnya para
pengunjung cukup membayar Rp 40.000/kg untuk bisa membawa pulang dan memetik
sendiri buah strawbery ditempat wisata ini.
Irfan yulianto, tanggal 23 Juni
2016